Minggu, 27 Februari 2011

Hasil Diskusi Soal PRT di Luar Negeri | Visijobs

Hasil Diskusi Soal PRT di Luar Negeri | Visijobs


(Visijobs-News) - Ketua DPR Marzuki Alie memberi penjelasan terkait pernyataannya mengenai penyetopan pengiriman pembantu rumah tangga (PRT). Marzuki menegaskan apa yang dia sampaikan mengenai PRT itu hasil diskusi dengan sejumlah orang di luar negeri. "Yang saya cerita itu hasil kunjungan-kunjungan saya kepada TKW-TKW yang bermasalah di luar negeri, manakala saya hadir dalam forum-forum internasional," kata Marzuki dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Marzuki mengaku pernah menghadiri forum Asian Parliamentary Assembly (IPA) di Suriah, juga datang ke tempat penampungan TKW bermasalah. Nah, di sanalah dia mendapat cerita mengenai pembantu rumah tangga itu. "Saya bertanya di sana, saya menjawab seperti yang saya ceritain. Kemudian saya bertemu masyarakat Indonesia di Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), pertemuan itu mereka komplain, kenapa pemerintah Indonesia tidak berani menghentikan pengiriman TKI. Karena budaya di Arab, ini kalimat mereka, perbudakan masih berjalan. Kami ingin yang bekerja secara profesional, mereka bekerja di oil and gas. Tanya Dubes Emiret Arab, bagaimana masyarakat Rusia sangat memprotek, itu saya sampaikan di forum," urai Marzuki.

Menurut dia, citra Indonesia kalau model TKI seperti itu akan jatuh. Apalagi mereka adalah perempuan, yang dikirim ke negara lain, diserahkan dalam satu rumah. "Kita enggak tahu apa yang dikerjakan di dalam rumah, di sana apa laki-laki semua? Setan kita enggak tahu. Seperti ini yang jadi masalah. Karena tidak jelasnya perlindungan TKW Indonesia di sana," tuturnya.

Marzuki membantah konteks kalimatnya melecehkan PRT dan menyakiti orang. Justru dia mencari solusi. "Yang saya cerita itu hasil kunjungan-kunjungan saya kepada TKW-TKW yang bermasalah di luar negeri," imbuhnya. Sebenarnya, sambung Marzuki, tidak ada masalah mengirimkan TKW sebagai perawat, sebagai pelayan restoran. Sebagai contoh, kalau di Jepang, Hong Kong, dan Korea di sana tidak ada masalah. "Ya enggak ada masalah di sana, sudah ada UU memperlakukan tenaga kerja secara bagus. Tetapi di Arab Saudi, enggak ada aturan itu, mereka memperlakuan orang kita seperti budak, ada yang memang yang baik. Tetapi sekecil apa pun kita harus beri perlindungan," ujarnya.

Sebelumnya, dalam diskusi Ketua DPR Marzuki Alie meminta Menaketrans menyetop pengiriman tenaga kerja wanita pekerja rumah tangga (TKW PRT) ke berbagai penjuru dunia. "PRT TKW itu membuat citra Indonesia buruk," kata Marzuki dalam diskusi yang digelar Kompas di Plaza Senayan, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, Jakarta.

Dia menceritakan ketika bertemu Presiden Suriah beberapa waktu lalu, salah satu pembicaraan adalah TKW PRT. Presiden Suriah menjelaskan banyak kasus yang terjadi di Suriah karena kekurangan skill PRT Indonesia sendiri. "Ada yang tidak bisa membedakan cairan setrika. Akhirnya menggosok baju seenaknya. Makanya majikannya marah. Wajar saja itu setrika menempel di tubuh pembantu," kisah Marzuki.

Dia lalu memberikan contoh lain tentang perilaku PRT TKW. "Ada yang pura-pura gila. Ada yang menggoda anak majikan karena ingin punya anak yang hidungnya mancung. Lalu ketika sudah lahir dan ingin pulang ke Indonesia karena anaknya tidak punya dokumen," tutur Marzuki di depan puluhan audiens ini.


Berita ini ditayangkan di http://www.visijobs.com/beta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar